diri kita sendiri yang meng"iya"kannya.
Rasa
malas selalu kita abaikan di saat kita menyusun sebuah rencana, padahal
perasaan ini selalu muncul di waktu dan tempat yang tidak terduga. Malas itu
sebelas duabelas saja dengan rasa ngantuk. Rasa ngantuk otomatis membuat
orang malas, dan sebaliknya rasa malas membuat seseorang dilanda rasa ngantuk. Trus, bagaimana cara menghilangkan rasa malas, berikut adalah tips yang saya ambil berdasarkan pengalaman pribadi;
orang malas, dan sebaliknya rasa malas membuat seseorang dilanda rasa ngantuk. Trus, bagaimana cara menghilangkan rasa malas, berikut adalah tips yang saya ambil berdasarkan pengalaman pribadi;
1.
Biasakan jadi orang yang
aktif.
Rasa malas mau tidak mau muncul dengan sendirinya karena memang
kita tidak punya kesibukan. ‘Kan malah enak kalau tidak ada kesibukan?’ Begitu
kira-kira yang langsung muncul dalam pikiran kita. Tapi, apakah enak menonton
dan tidur saja minimal selama satu hari saja tanpa ada kepastian esoknya akan
ada kesibukan. Sekiranya mirip pengangguran bagitu? Pasti tidak kan? Kita
pun pasti butuh bergerak, butuh sesuatu yang menyibukkan otak kita agar hati
kita kita senang.
2.
Buat target.
Jika kita mempunyai mimpi yang jelas yang akan kita raih, maka
naluri kita akan merasa tidak tenang jika kita tidak melakukan sesuatu untuk
membangun mimpi kita itu. Bilapun sudah ada, tapi tetap masih merasa malas, itu
berarti target kita belum benar-benar merasuk dalam jiwa kita. Pertanyakan
motivasi kita kembali.
3.
Pola hidup teratur.
Teratur bukan berarti membosankan, malah lebih membosankan lagi
kalau hidup kita tidak teratur. Bila kita sempatkan tiap pagi hari berolahraga
ringan, makan di saat lapar dan tidak membuat sangat kenyang, dan tidur yang
cukup, maka konsentrasi akan datang dengan sendirinya. Tentunya pikiran kita
juga harus diarahkan untuk selalu memotivasi diri sendiri, dan itu akan gampang
bila raga kita memang sudah diset untuk prima dengan pola hidup teratur.
4.
Berpikir bahwa hari ini
adalah hari yang terbaik untuk melakukannya.
Berpikirlah bahwa besok kita akan meninggal dunia, dan tidak ada
waktu lagi untuk mengerjakannya.
5.
Ingatlah Orang-orang
tersayang yang menumpu hidupnya pada aktivitas kita.
Alias orang-orang yang kita nafkahi setiap harinya. Seperti
Istri, Anak atau bagi yang belum menikah seperti saya bisa mengingat Ibu/bapak,
adik, dan saudara yang setiap waktunya membutuhkan kita.
6.
Ada pahala dipekerjaan
kita.
Yakinkanlah bahwa kegiatan kerja kita adalah salah satu jalan
untuk beribadah kepada Sang Pencipta Alam Semesta. Kalau saya selalu mengaharap
Ridho dari Allah SWT.
7.
Ada kemudahan setelah
kesulitan.
Inilah yang paling saya terapkan untuk menghilangkan rasa malas
didunia kerja. Seringkali kita malas karena faktor-faktor yang menimbulkan rasa
malas.
8.
Ganti “Kapan Selesainya”
dengan “Saya Mulai Sekarang”
Katakan setiap kali bekerja:”Saya mulai sekarang”. Cara pandang
ini akan menghindarkan kita dari perasaan terbebani, stress, dan kesulitan.
Kita membuat sederhana tugas di depan dengan bertindak positif. Fokus kita
hanya pada satu hal pada satu waktu, bukan banyak hal pada saat yang sama.
9.
Ganti “Saya Harus” dengan
“Saya Ingin”
Cara pikir seperti ini akan menghilangkan mental blok dengan
menerima bahwa kita tidak harus melakukan pekerjaan yang kita tidak mau. Kita
mau mengerjakan tugas karena memang kita ingin mengerjakannya, bukan karena
paksaan pihak lain. Kita selalu punya pilihan dalam kehidupan ini. Tidak ada
seorang pun di dunia ini yang memaksa kita melakukan apa saja yang kita tidak
mau lakukan.
10.
Anda Bukan Manusia
Sempurna
Berpikir bahwa harus menyelesaikan pekerjaan sesempurna mungkin
akan membawa kita dalam kondisi mental tertekan. Mengakibatkan kita mungkin akan
malas memulainya. Kita harus bisa menerima bahwa kita pun bisa berbuat salah
dan tidak semua harus sempurna. Mulai pekerjaan dari hal yang kecil dan
sederhana, kemudian tingkatkan seiring dengan waktu. Berpikir bahwa pekerjaan
harus diselesaikan dengan sempurna akan membuat kita memandang pekerjaan
tersebut hal yang besar dan rumit.
Kebiasaan malas timbul karena kecenderungan mengaitkan masa
depan dengan persepsi negatif. Menunda-nunda pekerjaan pada akhirnya akan
mengundang stress karena mau tidak mau satu saat kita harus mengerjakannya. Dan
di waktu yang sama kita juga mungkin punya banyak pekerjaan lain. Kebiasaan malas timbul
karena kita cenderung mengaitkan masa depan dengan persepsi negatif. Anda
menunda-nunda pekerjaan karena cenderung membayangkan setumpuk tugas yang harus
dilakukan di kantor. Belum lagi berhubungan dengan orang-orang yang Anda tidak
sukai, misalnya.
sumber :
sumber :
Sunarti, Euis. 2004. Mengasuh dengan Hati. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
0 komentar:
Posting Komentar